Kemendagri Perluas Peluang Kerja Sama Kota Cerdas ASEAN-Jepang di Takamatsu, Dorong Investasi dan Inovasi
Kemendagri aktif memperluas kerja sama kota cerdas ASEAN-Jepang di Takamatsu, Jepang, demi mengakselerasi pengembangan kota cerdas di Indonesia serta menarik investasi.

Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) secara aktif memperluas peluang kerja sama dalam pengembangan kota cerdas. Inisiatif ini dilakukan dalam Pertemuan Tingkat Tinggi Jejaring Kota Cerdas ASEAN-Jepang. Forum penting ini bertempat di Kota Takamatsu, Perfektur Kagawa, Jepang.
Delegasi Indonesia dipimpin langsung oleh Direktur Jenderal Bina Administrasi Kewilayahan (Dirjen Bina Adwil) Kemendagri, Safrizal Zakaria Ali. Beliau juga merupakan National Representative Indonesia untuk ASEAN Smart City Network (ASCN). Peran aktifnya sebagai pembina komunitas kota cerdas ASEAN melalui shepherd ASCN sangat vital.
Langkah strategis ini bertujuan untuk mengakselerasi maturasi kota cerdas di berbagai daerah di Indonesia. Selain itu, diharapkan mampu meningkatkan pertumbuhan ekonomi serta membuka peluang investasi yang lebih luas. Kolaborasi internasional menjadi kunci utama dalam mencapai tujuan tersebut.
Kolaborasi Multilateral untuk Ekosistem Kota Cerdas
Safrizal Zakaria Ali dalam paparannya menekankan pentingnya pendekatan holistik dalam pengembangan kota cerdas. Beliau menyatakan bahwa upaya ini tidak bisa dilakukan secara parsial atau individual. Sebaliknya, harus melibatkan banyak pemangku kepentingan dan berbagai pendekatan dalam satu ekosistem yang terintegrasi.
Pengembangan kota cerdas juga berjalan seiring dengan upaya pemerintah dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional. Perluasan investasi menjadi salah satu target utama dari inisiatif ini. Sinergi antara teknologi, tata kelola, dan ekonomi diharapkan menciptakan dampak positif.
"Pemerintah Indonesia melalui Kemendagri terus berkomitmen penuh untuk mengembangkan skema kota cerdas melalui strategi kolaborasi," kata Safrizal. Beliau menambahkan bahwa semangat ini tidak hanya berlaku di kancah lokal atau nasional. Kolaborasi internasional juga sangat dibutuhkan untuk mengakselerasi maturasi kota cerdas di daerah.
Forum ini merupakan pertemuan ketujuh kalinya yang melibatkan delegasi dari negara-negara ASEAN. Negara-negara tersebut antara lain Indonesia, Thailand, Malaysia, Filipina, dan Vietnam. Mereka berkolaborasi dengan Pemerintah Jepang serta Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) melalui United Nations Centre for Regional Development (UNCRD).
Proyeksi dan Perkembangan Kota Cerdas di Indonesia
Dalam pertemuan tersebut, Safrizal juga menyampaikan perkembangan signifikan implementasi kota cerdas di beberapa pemerintah daerah (pemda) Indonesia. Beliau memaparkan strategi dan pendekatan yang digunakan untuk mempercepat pengembangan ini. Hal ini menunjukkan komitmen Indonesia dalam mengadopsi teknologi modern.
"Saat ini kita sudah memiliki empat pemda yang tergabung dalam keanggotaan ASCN," ujar Safrizal. Pemda tersebut adalah DKI Jakarta, Kota Makassar, Kabupaten Banyuwangi, dan Kabupaten Sumedang. Keempat daerah ini telah menunjukkan kemajuan dalam menerapkan konsep kota cerdas.
Untuk masa depan, Kemendagri memproyeksikan beberapa pemda lain untuk bergabung dalam jaringan ini. Di antaranya adalah Kota Surabaya sebagai smart industrial dan sea port city. Kemudian Kota Semarang sebagai smart resilience city. Selanjutnya, Kota Palembang sebagai smart river city, dan Kota Denpasar sebagai smart cultural city.
Setiap kota yang diproyeksikan memiliki karakteristik unik dan spesialisasi masing-masing. Hal ini memungkinkan pengembangan solusi kota cerdas yang disesuaikan dengan kebutuhan lokal. Pendekatan ini memastikan relevansi dan efektivitas program di setiap daerah.
Peluang Investasi dan Stabilitas Kawasan
Kemitraan strategis antara negara-negara di kawasan Asia Tenggara dengan Pemerintah Jepang diharapkan membawa dampak ganda. Selain membangun kerja sama yang mutualistik, kemitraan ini juga mendukung terwujudnya stabilitas kawasan. Terbukanya peluang investasi menjadi salah satu manfaat penting lainnya.
"Selain tentunya ada berbagi pengalaman dan informasi, high level meeting di Jepang ini menjadi momentum untuk menegaskan peran dan posisi Indonesia di kawasan," tutur Safrizal. Pertemuan ini secara khusus juga bertujuan untuk meningkatkan peluang investasi. Terutama di ranah tata kelola perkotaan yang sangat krusial.
Salah satu contoh konkret adalah permasalahan sampah di perkotaan yang membutuhkan dukungan investasi besar. "Contoh paling sederhana adalah problem sampah di perkotaan yang membutuhkan dukungan investasi 18,4 miliar dolar hingga tahun 2040," jelasnya. Investasi ini merupakan bagian dari pengembangan infrastruktur hijau.
Investasi dalam infrastruktur hijau dan solusi kota cerdas lainnya akan berkontribusi pada pembangunan berkelanjutan. Ini juga akan memperkuat resiliensi kota-kota di Indonesia. Dengan demikian, kualitas hidup masyarakat dapat meningkat secara signifikan.
Sumber: AntaraNews

























:strip_icc()/kly-media-production/medias/5405381/original/038642300_1762475093-1000354591.jpg)
:strip_icc()/kly-media-production/medias/4550729/original/081808000_1692879444-IMG_0136.jpeg)
:strip_icc()/kly-media-production/medias/5408443/original/081522500_1762779609-Polisi_berhasil_ungkap_kasus_penculikan_balita_Bilqis.jpg)
:strip_icc():watermark(kly-media-production/assets/images/watermarks/liputan6/watermark-color-landscape-new.png,573,20,0)/kly-media-production/medias/4046719/original/049869400_1654686731-WhatsApp_Image_2022-06-08_at_17.28.02.jpeg)
:strip_icc()/kly-media-production/medias/5406186/original/082951200_1762515866-1.jpg)












